Jumat, 04 Februari 2011

cerita sebuah cermin tua

aku cuma sebuah cermin tua
berdiri tersandar pada tembok kokoh
aku banyak melewati hari-hari dengan berbagai cerita
dulu ada seorang gadis kecil yang manis selalu bercerita pada ku
karena aku bersandar pada tembok kamarnya
pipinya merona merah, senyumnya tulus
saat ia membuka mata di pagi hari
ia akan datang dan bercerita tentang mimpinya
ketika saat pulang sekolah
ia akan bercerita tentang kawan,tentang guru,nilai sekolahnya
aku mencintai senyum itu
waktu berjalan dengan acuh
gadis itu tumbuh
matanya kini meredup dalam lingkar hitam
ia leih banyak duduk dan terdiam
mulutnya terkunci diam
seringkali ia datang menghampiri ku
ia menjerit,menangis,meratap dalam hening
saat mulutnya terbuka
jutaan amarah terlempar dihadapanku
ia marah,terluka,kecewa
ia merindukan masa yang lewat
waktu terlalu acuh tak mau menunggunya
bola mata itu bergerak duka
ia tak lagi menyisir rambutnya
jika pagi datang
ia tak ingin beranjak dari tempat tidur
waktu ternyata ikut menelan semua miliknya
kamar ini tak lagi terang
ia menjauhiku
ia hanya duduk disudut
menangis dan menjerit
aku hanya cermin yang bersandar
tapi duka itu menyeretku dalam pusarannya
aku hanya cermin yang bersadar
tapi aku seakan ikut retak saat ia merintih
aku hanya cermin yang bersandar
tapi aku terluka,kecewa,dan bersedih
karena gadis kecil ku...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar