Minggu, 01 April 2012

di awal tahun ini, menikah adalah keputusan terbesar dalam hidup. memutuskan dengan siapa kita akan menghabiskan sisa hidup yang ada, berbagi kehidupan dan mengalami perubahan dalam hidup. setelah 3,7 tahun pacaran, akhirnya ku labuhkan hati ini pada mu. berbagi kehidupan, dan berjanji setia sampai maut datang. laki-laki yang aku pilih adalah orang sudah mengghabiskan waktu suka dan sedihnya dengan ku. menjalani hal yang sulit dan mudah bersama-sama. kadang ada amarah, kecewa dan sedih yang bertumpuk. semua menjadi kumpulan cerita yang tak akan mampu dihapus begitu saja.

sebelumnya, aku pernah merancang hidup. melanjutkan kuliah dan mengejar karier entah sampai batas apa. tetapi sejak aku memutuskan untuk menikah, ada agenda dalam hidup yang harus dirubah dan dirancang ulang. sekarang ada hal lain yang menjadi prioritas dan tujuan dalam hidup. menjadi ibu dan istri yang baik adalah prioritas yang utama.

suamiku adalah laki-laki yang terbaik yang telah kupilih untuk menjadi imam, dan ayah dari anak-anakku nantinya. memilihnya untuk menjadi kekasih sepanjang hidupku sekarang, nanti dan seterusnya hingga maut memisahkan.



Jakarta, 9 Maret 2012


Anakku sayang…
Sulit menerima semua, tapi mama mencoba percaya ini yang terbaik yang diberikan Tuhan. Maafkan mama masih saja menangis dan menangis…merindu dan masih saja merindu…
Anakku sayang …
Ada saat di mana mama merindukan mu…rahim ini pun merindukan mu…rindu memeluk mu, sayang…merindukan saat di mana kita berdua…
Anakku sayang …
Ingatkah waktu kita berdua duduk di dapur…berharap kita berdua baik-baik saja. Ingatkah saat kita bercakap di tempat tidur, bicara tentang hari ini…ingatkah setiap hari jum’at datang, kita menunggu papa pulang…
Anakku sayang…
Demi Allah…kasih ini tak habis terbawa angin…tangis mama bukan karna tak ikhlas…hanya sedikit rasa sesal dan sedih yang belum mama temui ujungnya…
Anakku sayang …
Sejak kamu hadir…mama tahu bahwa mama tak sendiri…ada kamu yang harus diperjuangkan dan dijaga…ada rasa takut menyakiti kamu walau hanya sedkit saja, sayang…
Anakku sayang …
Bohong jika semua ini tidak terasa menyakitkan dan berat…mama ingin berteriak dan memelukmu, sayang…berharap dapat memeluk mu…menjaga mu dengan segenap jiwa dan raga mama…
Anakku sayang …
Walau hanya sebentar rahim ini memeluk mu…tapi kasih ini tak akan habis, sayang … ada banyak kenangan dalam rumah kita, dalam kenangan mama dan papa…hari-hari ini mana kamu bergelung hangat dalam rahim mama…
Anakku sayang …
Kini rahim mama kosong…tanpa kamu, tapi mengapa dada ini terasa sesak…air mata sekaan memukul-mukul berharap kamu tetap di sana… setiap kali mama terbangun dari tidur, berharap kamu masih ada si sana…tertidur dalam rahim mama…

Anakku sayang …
Mama ingin mama berlari mengejar mu … tapi mama tak tahu harus berlari kemana? Seperti terperangkap dalam ruang gelap dan sendiri … maafkan mama mu yang lemah ini, sayang…
Anakku sayang …
Mama ingin berlari…berteriak betapa mama mencintaimu…kehilangan mu…merindukan mu…berharap rahim ini tak kosong…berharap ada kamu, anakku…sayangku…buah hatiku…
Anakku sayang …
Maafkan mama…andaikan ada cara lain waktu itu untuk memebuatmu bertahan…akan mama lakukan dengan segenap kemampuan mama…apapun asal kamu tetap hidup dan sehat …
Anakku sayang…
Maafkan mama harus membuat mu menunggu mama dan papa datang…ingin rasanya melihatmu sayang, memelukmu…menciummu…mendengar tangis dan tawa milikmu…tapi Tuhan lebih menyayangi mu…
Anakku sayang…
Mama dan papa mencintaimu…dengan segenap cinta yang kami miliki…mengharapkan dan merindukanmu…tapi kini kami harus belajar merelakanmu…mengikhlaskanmu…




Anakku sayang …
Suatu saat kami datang memelukmu…menciummu…membelaimu…




Untuk anakku yang selama 8 minggu yang tak akan pernah bisa ku peluk kecuali rahim ini yang memeluknya…